Sabtu, 21 Februari 2015

Angan Tak Datang By Meutia Besty


Dalam diam ku berangan-angan 
Mempertaruhkan keadaan
Lewat sebuah harapan
Yang tak jua datang
Mengharapkan kebahagiaan
Yang kudambakan
Meski angan tak jua datang
Aku tetap menunggunya datang
 
 
By Meutia Besty https://www.facebook.com/meutiabesty
read more...

Menuju cintanya By Meutia Besty


Langkah kaki ku menuju cintamu ....
                                         Mengharapkan cinta yang sempurna.....
 Untuk cinta yang biasa. .....


Jika masalalu cinta adalah sebuah kemaksiatan. Maka cinta ku kali ini adalah jalan menuju kebenaran. Cinta itu naluri-naluri yang dimiliki setiap insan yang sudah baliq. Wajar jika wanita dan laki-laki yang sudah baliq merasakan naluri cinta kepada lawan jenisnya. Namun cinta haruslah terarah dan terikat pada sebuah komitmen yang kuat. Cinta dapat dimaknai sebagai potensi taat dan cinta dapat dimaknai sebagai potensi maksiat. Sebagaimana kita yang memaknai cinta. Apakah kita ingin menjadikan cinta sebagai lembah maksiat? atau menjadikan cinta sebagai taat terhadap cinta semestinya.
Islam tidak pernah mengharamkan cinta,namun islam mengarahkan cinta agar ia berjalan pada koridor yang semestinya.islam mengatur bagaimana cara menunaikan cinta kepada orangtua,saudara seiman,kepada manusia sebangsa dan cinta kepada lawan jenis.(ustad felix siauw)
(QS Ali’imran|3|:14)  Artinya : dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,yaitu: wanita-wanita ,anak-anak,harta yang banyak dari jenis emas,perak,kuda pilihan,binatang-binatang ternak dan sawah ladang.itulah kesenagan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) .  seperti yang di tuliskan dalam surah di atas bahwasannya Allah yang menjadikan rasa cinta antara jenis yang berlawanan dan apa yang diingkan oleh manusia.
Cinta memiliki makna yang begitu luas dan arti yang begitu dalam. Cinta tak hanya tertuang kepada cinta lawan jenis saja. Namun cinta bersumber dari kedua orang tua dan keluarga hingga cinta kepada saudara seiman.
Bila cinta masalalu membawa kita pada lembah kemaksiatan dan kekhilafan. Maka kali ini cinta akan berjalan pada koridor yang sebenarnya. Demi menuju cintanya….
Banyak cerita dari kisah cinta para remaja dan manusia. Mari kita baca sejenak kisah wanita muda yang ingin mengenal cinta yang syar’I yang sesuai dengan pandangan dan ajaran islam.

Cinta adalah anugerah yang Allah berikan. Namun cinta bisa menjadi musibah jika seseorang menjadikan cinta sebagai lembah kemaksiatan. Allah yang menjadikan rasa cinta antara jenis yang berlawanan, sama seperti allah jadikan rasa cinta manusia terhadap apapun yang diinginkan.begitupun dengan rasa cintaku padanya.
Cinta itu fitrah yang Allah berikan kepada hambanya. Begitupun dengan naluri  cinta ku yang tulus padanya. Ya Allah berikanlah petunjukmu padaku, agar aku tak terjerumus dalam lembah cinta yang sesaat, dan tidak mengurangi rasa taat dan takut akan maksiat. Aku ingin cintaku padanya dilandasi karenamu ya Allah. Agar engkau meridhoi setiap desah nafas,setiap rasa yang ada,dan hati yang bergetar karena cinta. Akulah wanita muda yang ingin belajar memaknai hakekat dari cinta yang hakiki dan  mengenal cinta yang syar’i. dan apa makna cinta yang ada pada setiap insan yang telah Allah berikan. Ketika pertama kali aku melihat laki-laki itu. Sebut saja dia randy . dia sosok laki-laki yang sederhana,baik,tegas,perhatian,apa adanya,pendiam dan gak banyak tingkah. Aku mulai merasakan getaran-getaran yang awalnya aku tak tahu apa getaran itu. Namun seiring berjalanya waktu aku mulai memahami bahwa getaran ini adalah cinta. Cinta yang datang begitu saja, entah berawal darimana cinta ini. aku ingin kembali merasakan cinta bila kau mengijikan aku mencintaimu, aku akan menerima segala kelebihan dan kekuranganmu. Rasa yang sudah lama tak kurasakan. Cinta yang sudah lama menghilang karna cinta yang beda pemahaman pada cinta masa lalu yang menyesatkan. Hingga timbulah kembali benih cinta yang bersemi di hati. Namanya juga remaja wajar sekali bukan jika kita mencintai atau di cintai seseorang. Meski terkadang cinta tak harus memiliki. Namun siapa yang tahu apakah kita bahagia atau tidak dengan cinta yang kita miliki….
 
“Cintaku mungkin bukan cinta yang sempurna. Diriku juga bukan wanita yang sempurna dan apa yang ada padaku juga tak sempurna. Tapi aku yakin cintanya,dirinya adalah sebuah kesempurnaan untuk menyempurnakaan kekurangan. seandainya dirimu Tau bahwa aku teramat sangat mencintaimu . aku ingin sekali mengetahui lebih dalam tentang mu dan aku ingin selalu berada didekatmu. awal aku melihatmu, awal aku mengenalmu,awal aku bersama dengan mu dan hingga aku berteman denganmu . hingga butiran embun cinta mengisi ruang hati yang kosong karena sudah cukup lama cinta tak menemani.  Hati yang sepi karna masa lalu cinta yang ku alami hingga membuat ku menyendiri. namun kini dirimu hadir memberikan cinta baru agar  aku dapat merasakannya. randy tak banyak kata yang dapat aku ucapkan ketika dirimu hadir membawa cinta baru untukku. Seakan-akan kau hadir menghilangkan rasa trauma ku pada cinta lama yang membuat luka hati . saat tersenyum dan menyapamu di setiap pertemuan aku dan kamu membuat aku semakin ingin memilikimu . namun apa daya aku tak tahu apakah kamu mencintai aku. Atau  malah hanya akulah yang mencintaimu ?!
“Ya Allah” . jika memang rasa cinta ku terbalas olehnya maka aku bersyukur akan nikmat sebuah cinta yang kau berikan padaku. karena cinta ku tak bertepuk sebelah tangan, namun jika dia bukanlah cinta terbaik untukku . maka hapuskanlah rasa cinta yang melekat pada dinding hati yang sepi. “doa hati “.  ada satu kejadian yang tak bisa ku lupakan di mana kejadian ini yang membuat aku mencintainya . yahhh.. bagaimana tidak tatapan matanya yang tajam yang mengisyaratkan benih cinta .” di kelas ku” randy menatapku lama hingga aku membalas tatapan matanya . sampai pada akhirnya aku tak bisa melupakan tatapan itu dan karna tatapan itu aku mencintainya. Akh !! ganggu saja teman ku yang ini . gara-gara kedatangan awang and friend aku dan randy pergi berhamburan kaya anak ayam yang diusir .  cieelahhhh kamu tuh ya kalau pacaran jangan di sekolah “gurau khazah teman sekelas” yeee kalau ngomong asal ngejeplak lu. Siapa juga yang pacaran sii ?! *sautku”  kalau iya juga gapapa kok, ga ada yang larang ini “ledek awang” iya gapapa paling di ocehin blaem blaem  lu, hhaha“samber dion”. gaje lu pada ! “bentak”.  owhh iya. selama jam pelajaran aku hanya melamunkannya tanpa ku sadari dari tadi guru ngomong aku abaikan , heheehe maaf ya bu guru aku khilaf “dalam hati bergurau” ketika guru bilang semuanya paham apa yang sudah ibu jelaskan . akupun ikut-ikutan teman yang lain menjawab iya paham bu . hahaha dasar wanita muda yang bader  yang lagi merasakan cinta kembali heheehhe. Teng….teng…teng..teng… bel pulang sekolah bunyi . ketua kelas menyiapkan doa pulang dan semua berdoa “hening” akupun pulang tanpa melihatnya karna kelasnya keluar belakangan mulu ….
“Di keheningan malam , sambil memandang sang rembulan yang bersinar menerangi kegelapan . dan hembusan angin yang menyejukan suasana hati. Aku mengingat-ingat kejadian tadi . dimana tatapan matanya dan senyumnya yang selalu terbayang-bayang membuat aku bertanya pada bintang dan sang rembulan . apakah salah jika aku mencintainya,dan menginginkannya ? apakah dia merasakan hal yang sedang aku rasakan ? apa mungkin cintaku terbalaskan ? tapi rembulan,bintang hanya tersenyum dengan semua pertanyaan ku. Kenapa kau hanya tersenyum rembulan . aku ingin kau bicara , dan menjawab pertanyaanku . akhh.. percuma juga aku berkata seperti itu tohh rembulan hanya bisa diam tanpa bisa menjawab semua pertanyaan . mencintai seseorang yang belum pasti mencintai, ternyata sakit juga. Karna hati jadi  bimbang dan penuh tanda Tanya besar. Sudahlahh.. aku lelah memikirkan semua ini lebih baik aku istirahat,biar fresh melakukan aktivitas besok .
“Malam-malam yang dingin. Mimpi-mimpi para setiap insan ketika malam.  Mimpi yang mempunyai makna atau hanya sekedar bunga tidur .” meski ku tau kau menyanyangi ku . mungkin cinta tak akan terjadi antara kita berdua. Pertemuan ini hanyalah sekedar membicarakan bahwa aku tak mungkin bersamamu karna aku tak pantas untukmu karna cintaku tak kan bisa membuatmu bahagia . akupun tak akan mampu membuatmu tersenyum dan merasa nyaman di sampingku . “isyarat dalam mimpi yang diungkapkan randy” ohh Tuhan apakah benar mimpi itu ? apa benar aku tak akan pernah bisa memilikinya ? apa aku harus percaya dan yakin dengan mimpiku ini ? hati menjadi teriris hanya karna sebuah mimpi yang tak pasti. Ya Allah ya Rabb ku jika cinta ku membawa ku pada jalanmu dan menjadikan aku pribadi yang lebih baik . maka dekatkanlah aku dengan dia yang ku cinta. Jika memang dia tidak baik untukku maka hilang kan rasa cinta yang menyelimuti dinding hati agar aku dapat melupakan segala angan dan harapan untuk bersamanya. “doa dalam sujud di keheningan malam”…
Seandainya kau tau,bahwa aku mencintaimu, seandainya kau tahu isi dalam setiap doa-doaku. Meski ku tau banyak cinta yang hadir untukmu. Lalu apa salah jika diriku dan cinta ku yang sederhana ini mengharapkan cintamu yang luar biasa? Aku tau bahwa temanku nissa adalah wanita yang jauh lebih baik dari padaku. Bahkan dia wanita yang cantik dan pintar. Tak sebanding denganku. Begitupun dengan adik kelasku yang cantik ,baik,pintar dan sederhana. Ini lagi bukan sainganku. Sudah pasti aku kalah saing. Apalah arti diriku di mata mu. Aku… Cuma wanita biasa dan sederhana. Yahh tak banyak yang di banggakan dari diriku ini. Seorang wanita muda yang rindu dengan cinta. Namun.. entahlah apakah cinta yang ku rindukan juga merindukan ku ?!
Pagi yang indah yang masih menimbulkan tanda Tanya. Yang Sampai detik ini aku tak pernah tau sama hatiku, semuanya menjadi hambar tanpa rasa, bahkan semuanya menjadi biasa. Tapi dinding hati kecilku masi menginginkannya. Mengharapkan cintanya untuk menutupi kekurangan. Hanya dia penyempurna diriku dan hanya cintanya penyempurna cinta ku. Hati seorang wanita memang rapuh. Walau terlihat tegar wanita tetap rapuh. Aku ingin ketika aku rapuh aku dalam keadaan bersamanya. Membangun sebuah cinta karna Allah SWT. 
Seperti petir yang menyambar degupan hati yang terkaget akan sebuah keindahan cinta dalam sebuah ikatan pernikahan. dan Wanita mana yang tidak senang jika laki-laki yang dia cintai itu memiliki komitmen yang tinggi. Mengajak kita pada sebuah hubungan yang serius. Dilabuhkanlah cintanya pada satu ikatan pernikahan. Dan laki-laki mana yang tidak bahagia jika wanita yang dia cintai menjaga kerhomatan dan pandanganya dari yang bukan mahramnya. Cinta hanya bisa dirasakan pada setiap insan yang sedang merasa cinta kepada sasaeorang yang dicinta, namun dia menjaga pandangannya dari dia yang di cinta. Aku tidak ingin cinta ku pada mu menjadi jalan timbulnya maksiat. Randy jika dirimu mempunyai komitmen terhadapku dan serius dengan ku. Aku mau kita tidak pacaran. Dengan alasan apapun , maupun dengan alasan pranika. Mengenal pasangan dengan pacaran. Aku pernah merasakan apa itu pacaran , begitupun dengan mu. kali ini jika memang cinta mempersatukan kita. Aku mau kamu menta’aruf aku. Aku tidak ingin kembali kemasalalu dan tenggelam kedalam lembah kemaksiatan. Pokoknya no khalwat randy. Mungkin memang lebih baik kita tidak bersama jika kelak kita akan berpisah dan terjerumus dalam lebah maksiat. Lebih baik kita berteman dan jika memang Allah menyatukan kita dan kita berjodoh maka pernikahan adalah jalan terbaik untuk melabuhkan cinta kita. Aku ingin sekali sakinah bersamamu randy. Sebuah pengharapan di pagi nan indah semoga ini bukan hanya sebuah harapan dan angan. Semoga ini menjadi kenyataan,keindahaan dan kebahagian. Aku mencintaimu karna Allah.
Memang sudah semestinya aku berfikir bahwa cinta yang Allah berikan haruslah berlandaskan kepada ketaatan dan kebenaran cinta yang semestinya.  Kutitipkan rindu ku pada mu di setiap doa-doa ku dan di dalam sujud ku. Manusia boleh berencana dan memilih. Namun sesungguhnya rencana Allah-lah yang paling baik. Dan pilihan Allah-lah yang paling baik. Cinta tidak seharusnya membuat kita buta dan lupa bahwa Allah telah mempersiapkan jodoh,rezeki,maut saat kita dalam kandungan ibu berusia empat minnggu. Namun doa tetap tertuang agar jodoh ku kelak laki-laki yang sholeh,menjadi imam untuk aku dan anakku kelak,bertanggung jawab, menafkahi ku lahir dan batin. Semoga aku,kamu dan kalian semua dapat mengarahkan cinta dan menjadikan cinta sebuah ketaatan bukan kemaksiatan….

read more...

Selasa, 17 Februari 2015

Kakek Cina by. DeanChan - Chep



          Agak tergesa aku berjalan di halte busway, aku berjalan dengan hampir beberapa kali menabrak orang, beberapa orang melihatku dengan pandangan macam-macam, ada yang sinis, ada yang geli, ada yang dingin.

        Aku hanya tersenyum malu dalam hati. Sempat kudengar celetuk kecil, kucari wajah itu, tapi tak kutemukan, biarlah. Sambil menunggu busway yang membawaku ke Monas, aku sempat melihat seorang kakek cina, umurnya mungkin 60 tahun. Dia menatap lurus pada poster besar yang terpampang di halte, tampak bibirnya sedikit bergetar-getar, mungkin nggerundel, mungkin juga karena sakit atau… entahlah, kalaupun aku bisa mendengar suaranya, mustahil aku memahami bahasanya.

            Busway datang, kami berjajar, pintu terbuka, kami masuk, ada yang dapat tempat duduk, aku pilih berdiri, embusan sejuk pendingin udara, pintu tertutup, busway menderu, aku mengantuk. Tiba-tiba kurasakan seseorang menyenggol lenganku. Kulihat si kakek itu ada disampingku.

            Dia berkata, “ABCDEFGHIJK.”

            “Apa? Mmm… maaf?"

            Dia mengulangi lagi ucapannya yang tentunya menggunakan bahasa mandarin, sekali lagi aku hanya senyum-senyum karena sama sekali tak paham.

            Akan tetapi, sepertinya kakek ini berusaha sekali agar aku memahami apa yang dia ucapkan, tangannya mulai melayang-layang membentuk garis-garis yang dibiarkan membekas di udara, agar aku bisa menafsirkannya. Ada lingkaran, mungkin. Ada garis meliuk-liuk, ada gerakan sentrifugal yang diakhiri dengan titik tengah. Lalu jemarinya bergesekan satu sama lain, uang! Itu saja yang kupahami, masalah uang! Edan! Mengapa uang adalah bahasa dunia?

            “Kamu mau uang?” ucapku sekenanya, seraya merogoh uang kecil di saku, dia segera menolak. Menolak? Berarti dia tidak butuh uang, tetapi jelas dia bicara soal uang.

            Percakapan singkat itu berakhir karena aku harus turun. Aku bergegas menyelinap di antara mereka yang juga tergesa-gesa. Keluar dari halte, kutemukan cahaya matahari siang yang berusaha keras menembus mendung, bangunan-bangungan menjulang menyapaku dingin, bis kota berseliweran di antara kendaraan pribadi. Aspal yang steril, hitam dan berkilat, antara halte dan monas terdapat sebuah taman. Aku melintasi taman dengan langkah tergesa, kurasakan aku mengalir saja bagai angin, tak memedulikan manusia lalu-lalang dan semua kejadian yang terjadi saat itu, pikiranku masih saja tertuju pada si kakek yang sama sekali tak kupahami kata-katanya, tetapi menyisipkan pengetian tertentu pada diriku.

            Kepalanya yang nyaris botak, berkilat-kilat di sela ubannya yang jarang, wajahnya yang keriput, terlalu banyak untuk usianya, serta posturnya yang kurus kering itu, begitu melekat. Aneh, karena sosok yang demikian itu bisa kujumpai di mana pun, sosok yang tidak asing lagi, yang tak perlu aku pikirkan.

            Kakiku berada di taman monumen nasional, agak nyaman juga berada di keteduhan yang tak seberapa ini. Burung-burung yang kuduga burung gagak atau sejenisnya berterbangan di sana. Hinggap di dahan-dahan, berkicau di antara kicauan burung lainnya, mengisi siang ditaman itu, bersih, hijau, sedap dimata, segar itulah yang kurasakan.

            Betapa terkejutnya aku ketika mataku tertuju pada sosok yang tengah jongkok di salah satu sudut taman, di bawah salah satu pohon rimbun, itu si kakek! Bagaimana mungkin? Bukankah tadi dia ada dibelakangku? Atau malah dia ikut busway itu, entah ke halte mana?  Mengapa dia tiba-tiba ada di tengah taman? Secara logika, kalaupun dia searah denganku, pasti dia masih di halte, jalannya saja sudah terseok-seok. Dia tiba-tiba sudah di taman ini, yang artinya beberapa kali lebih cepat dari langkah kakiku, bagaimana mungkin? Apakah dia terbang?
            Aku penasaran dan kudekati dia, sekedar memastikan apakah dia itu si “Dia” atau orang lain yang mungkin saja mirip. Dia teriak senang, dia segera bangkit menyambutku dengan muncratan kata-katanya yang tak kupahami benar, dia rupa-rupanya bercerita tentang seekor burung  yang tergeletak di depannya itu. Aku tahu bahwa dia bercerita tentang burung yang masih tergeletak itu dengan caranya menunjuk-nunjuk dan garis-garis tangannya yang kurus itu di udara, dari ekspresinya aku jadi mengerti bahwa dia sedang duduk di taman itu, tiba-tiba ada burung terbang oleng, menabrak pohon dan jatuh tepat di hadapannya. Lantas si kakek mengumpulkan daun-daun yang ada di sekitar tempat itu, dia mengobati burung itu dengan kunyahan daun lalu cairan kunyahannya dia masukan dalam mulut si burung. Ajaib! Burung yang sudah sekarat itu mulai bergerak-gerak dan keinginannya untuk hidup menyala kembali.

            Si kakek senang, karena di usianya yang sudah lanjut itu dia masih memberi kehidupan bagi mahluk lain, itulah yang bisa kutangkap dari semua bunyi dan gerakan tangan serta ekspresinya, aku tertegun dan itu membuatku bisu beberapa saat. Mataku terpaku pada burung yang mulai berjalan dan masih terjengkang-jengkang, tetapi semakin lama semakin kuat, mataku masih terpaku padanya sampai bisa kusaksikan sendiri dia terbang ke salah satu dahan di balik rimbunnya dedaunan. Desahan napasku terhembus keluar, lega sekali.

            Si kakek terkekeh.

      “Nama … nama … kakek siapa?” kataku sambil menunjuk-nunjuk dadaku sendiri, dia mengangguk-angguk tanda paham.

            “Nama kakek siapa?” tanyaku sambil menunjuk-nunjuk dirinya

            Dia memandang sesaat dengan mata rabunnya, lalu seraya mengibas-ngibaskan lengannya, dia terkekeh geli. Kuulangi lagi pertanyaanku dan sekali lagi dia mengulangi gerakan dan tawanya. Mungkin dia tak mau menyebutkan namanya.

            Aku menjawab reaksinya dengan tawa lebar, kami jadi terkekeh-kekeh di siang bolong, sempat kusaksikan orang-orang memandang ke arahku dengan pandangan curiga

            “Saya ke sana dulu, yo. Mbah…” candaku pamitan sambil tertawa.
read more...

Maaf by. DeanChan-Chep


         Memang itu adalah kesalahanku, saat pulang sekolah, kuambil sebotol air mineral saat dia sedang asik menguap dan ku masukan kedalam mulutnya, sungguh diluar dugaanku, yang sebelumnya aku mengira dia akan tertawa bersamaku tetapi sebaliknya dia malah marah dan mengejarku. Dengan refleks aku lari ngacir kemanapun, sampai akhirnya ia berhenti Karena tak sanggup menangkapku, dia berhenti dan aku ikut berhenti.

           Aku berbalik dan melihatnya, dia menatapku dingin, dibalik kacamata yang ia kenakan tatapan matanya seperti menyimpan dendam, kulihat sekali lagi dia masih menatapku, sekarang bibirnya bergetar seperti dukun yang akan mengeluarkan seribu mantranya. Tatapannya semakin tajam, namun aku tak mampu mengimbangi tatap matanya, semakin dia menatapku semakin malu perasaanku.

         “Atin… ayo!” panggil Fatimah kepada seorang perempuan yang bernama bardiatin yang tengah menatapku dengan tajam, dia pergi berlalu dan aku menghela napas.

****

            Esoknya dikelas, dia diam seribu bahasa. Tak menegurku atau melanjutkan marahnya padaku. Tak enak hati ini melihatnya seperti itu, padahal setiap kali tak ada guru, hanya dia yang dapat ku ajak bicara, ya hanya dia sisiwi yang berbeda dari yang lainnya, pikirannya, bahasanya, gayanya, semuanya yang melekat pada dirinya tak ada yang bisa menyamakan. Wanita yang sederhana namun memiliki pengetahuan yang luar biasa,

            Sejak saat pertama bertemu aku sudah jatuh hati padanya, jadi kusimpan perasaan ini sampai waktu yang tepat untuk menyatakan agar dia bisa menerimaku dengan apa adanya. Namun melihat dia dengan keadaan seperti itu, benar-benar membuat diriku merasa bersalah sekali, bagai mempunyai dosa yang besar yang tak bisa diampuni.
 
         “Atin…” sapaku dengan sedikit gugup

            Dia tidak merespon, bahkan ia buang muka lalu berbicara pada teman disebelahnya, ternyata dia benar-benar marah padaku.

       “Atin, maafin gue dong, itu kan ngga sengaja, cuman bercanda doang, masa lu marah?” kataku sambil meyakinkan.

         Dia masih diam seribu bahasa, sampai akhirnya semua yang ada dikelas menatapku aneh, entah apa yang ada dipikiran mereka, tetapi tatapan mata mereka sama seperti tatapan wanita yang sedang dihadapanku, yang pernah aku lihat. 

          “Lu kenapa?” tanya seseorang yang ada dibelakangku.
 
          “Emp… ngga… ngga apa-apa ko,” jawabku bingung

       Namun tatapan mereka yang ada dikelas semakin membuatku merasa bingung, mungkin mereka curiga atau… entahlah. Setelah itu semua kembali dengan kesibukan masing-masing. Bel berbunyi, guru masuk dan mulai untuk belajar.

       Selama jam pelajaran aku tidak fokus karena masih teringat dengan kejadian itu, pikiranku telah dikuasai olehnya. Ayolah Atin itukan cuman becanda jangan marah kaya begitu, pinta batinku. Sampai jam pelajaran selesai, aku terus menatapnya, wajahnya yang cantik semakin cantik jika sedang serius memperhatikan guru yang sedang mengajar, perasaan aku suka padanya semakin menjadi namun aku teringat bahwa dia sedang marah jadi sakitlah perasaan ini.

       Jam pelajaran kedua tidak ada gurunya, jadi semua siswa yang ada dikelas mulai dengan aktifitasnya masing-masing, aku dengan kesendirianku hanya diam, ku lihat dia ternyata sedang asik dengan komiknya yang selalu dia bawa. Aku mengutuk diriku karena takut untuk minta maaf, ku kumpulkan keberanian yang ada untuk segera mendatanginya dan meminta maaf padanya.

        Sekiranya tinggal dua langkah lagi sampai dibangku yang dia duduki, dia pergi keluar kelas. Huft… hampa yang sekarang ku rasakan, dan itu menjadikan aku salah tingkah didepan temanku sendiri, kuhiraukan mereka yang menatapku dengan aneh dan aku ikut keluar kelas mengikuti keanehan yang ada pada diriku.

          Ku cari dia disepanjang lorong tetapi tidak ada, kupertajam tatapan mataku tetapi hanya sia-sia, yang kutemukan hanyalah sederetan ruangan dengan berbagai suara manusia. Aku berhenti tepat didepan ruang guru, orang yang kucari ternyata ada diruangan itu, gayanya saat berbicara pada orang yang lebih tua anggun sekali, terpaku mata dan tubuhku sehingga aku tak bergerak sedikitpun melihatnya.

            “Ngapain kamu? Bengong aja, entar kesambet aja,” ucap pak Robi mengagetkan ku dari keasaikanku manatapnya.

            “Emp… siapa yang bengong pa?”

            “Yaelah pake ngeles, kamu mau kemana? Emangnya ngga ada guru dikelas kamu?” tanya guru olahraga yang sekaligus membuat Atin dan Fatimah melihatku.

            “Ngga ada pak, ini mau ke kamar mandi,” jawabku terburu-buru, salah tingkah aku saat mereka berdua melihatku. Dengan perasaan malu aku sudahi percakapan dan pergi ke kamar mandi.

            Sampainya dikelas kulihat dia sedang asik mengerjakan soal, wajahnya yang cantik dan sikapnya yang anggun tak pernah bosan aku untuk berhenti menyukainya.

            “Atin… maafin gua, gua emang salah dan becanda yang keterlaluan sama lu, jadi maafin gua,” kataku sambil berlutut dihadapannya, semua yang sedang asik dengan kegiatannya kini menatapku heran dengan seribu pertanyaan yang mungkin ada diotaknya.

            “Emp… apaan si! Ngga jelas banget” jawabnya ketus

            “Maafin gua tin, gua bener-bener salah, jadi maafin gua tin, please,”

            “Lu kenapa si sama Atin?” tanya Amir

            “Tin, maafin gua tin,” ucapku dengan menghiraukan gerutu siswa lain sambil memelas agar dia bisa memaafkanku.

            Dia tertawa dan aku semakin heran, semua manjadi bingung dan aku juga ikut bingung, ledakan tawa ditengah situasi yang aneh memang benar-benar aneh terasa. Aku dibuat diam dihadapannya, lalu dia berdiri dan mengajak aku berdiri, dia masih terus tertawa sambil memegang tanganku, dia terus teratawa hingga mukanya merah dan semakin membuatku bingung.

            Dia berhenti tertawa dan berkata “Lu ngapain si pake berlutut udah kaya orang sungkeman, emangnya gua ini mama lu apa, terus minta maaf karena apa?”

            “Emp… ya abisnya, gua udah minta maaf panjang lebar sama lu eh tapi ngga dimaafin juga,”

            “Hahaha lagian jadi orang jangan iseng, udahlah jadi orang jangan terlalu bersalah, sebenarnya gua tuh kemaren ngga marah sama lu, tapi gua lagi coba sesuatu…”

            “sesuatu apaan?” tanyaku penasaran.

            “itu adalah kebiasaan gue, kalo gue lagi kesel atau marah. Jadi jangan heran kalo gue kaya begitu,” jawabnya serius sambil tertawa. Dia menepuk pundakku dan tersenyum, aku ikut tersenyum dan sekaligus bangga mempunyai teman seperti dia. Semua bersorak bahkan ada yang menggoda.
read more...


 
Copyright © 2014 Cerpen Dan Puisi • All Rights Reserved.
Distributed By Free Blogger Templates | Template Design by BTDesigner • Powered by Blogger
back to top